Selasa, 10 Januari 2017

Alinyemen Horizontal dan Vertikal


ALINYEMEN HORIZONTAL


Alinyemen Horisontal ialah  proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal atau proyeksi horisontal sumbu jalan tegak lurus bidang horisontal/kertas .
Alinyemen horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari garis lurus dan garis lengkung.  Garis lengkung ditempatkan antara 2 garis lurus untuk mendapatkan perubahan jurusan yang bertahap.
Dalam perencanaan lengkung atau biasanya disebut tikungan, perlu diketahui  hubungan design speed - lengkung dan hubungan keduanya dengan superelevasi, yang diturunkan dari rumus-rumus mekanika, dengan batasan-batasan praktis dan faktor-faktor yang ditentukan secara empiris.
Elemen Perencanaan Alinyemen Horizontal :
-          Landai Relatif
-          Lengkung peralihan
·             Keuntungan adanya lengkung peralihan :
1.      Pengemudi mudah  mengikuti lajur yang disediakan tanpa melintasi lajur lain yang berdampingan
2.      Perubahan dari lereng jalan normal ke kemiringan sebesar superelevasi secara berangsur-angsur sesuai gaya sentrifugal yang terjadi
3.      Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran jalan dari lurus ke tikungan
4.      Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi karena kecil kemungkinan keluar lajur
5.      Menambah keindahan bentuk jalan, sehingga tidak terkesan patah pada batasan bagian lurus dan lengkung.

ALINYEMEN VERTIKAL
Alinyemen vertikal merupakan perpotongan bidang vertikal dengan bidang perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Atau disebut penampang memanjang  jalan (terdiri landai dan lengkung).
Desain alinyemen vertikal perlu direncanakan karena  berhubungan dengan sifat-sifat operasi kendaraan. Hampir seluruh kendaraan mobil dapat berjalan pada kelandaian 7-8% tanpa perbedaan menyolok dengan jalan datar, bahkan pada 3% sedikit sekali pengaruhnya. Namun kendaraan berat sperti truk lebih terpengaruh dengan perubahan kelandaian tersebut.
Elemen Perencanaan Alinyemen Vertikal :
-          Landai Minimum
-          Landai Maksimum
-          Panjang Kritis
-          Lengkung Vertikal
Sumber : buku Dasar Dasar Geometri Jalan , Silvia Sukirman






Kamis, 05 Januari 2017

Lantai


Lantai

      Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya. Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

  • Syarat material lantai

Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet,kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan dan menyerap panas. Materialpenutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .
Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.

  • Ukuran material lantai

Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.

  • Jenis material lantai

Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.

· Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.

· Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

· Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.

· Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

· Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

· Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

sumber : Wikipedia






Kamis, 29 Desember 2016

Metode Pelaksanaan Konstruksi


METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

METODE TOP DOWN


Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down
Pada metode konstruksi Top Down, stuktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedang dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall tersebut.
Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian  dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa).
Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang lubang lantai basement yang dipergunakan untuk pegankutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya).
Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup longgar. Maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan sistem up and down).
Pada prinsipnya metode Top down dapat disebut sebagai cara membangun terbalik, yaitu membangun dari atas ke bawah . secara teknis, metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di Indonesia, tetapi mengingat bahwa metode baru pada akhir-akhir ini dicoba, maka permasalahan yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana teknik manajemennya agar tercapai tujuan utama proyek tsb.



Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top down:
1.             Pengecoran bored pile dan pemasangan king post
2.             Pengecoran diaphragm wall.
3.             Lantai basement 1, dicor di atas tanah dengan lantai kerja
4.             Galian basement 1, dilaksanakan setelah lantai basement 1 cukup strenghtmya menggunakan excavator kecil). Disediakan lubang lantai dan ramp sementara untuk pembuangan tanah galian.
5.             Lantai basement 2, dicor diatas tanah dengan lantai kerja.
6.             Galian basement 2, dilaksanakan seperti galian basement 1, begitu seterusnya.
7.             Terakhir mengecor raft foundation.
8.             King post dicor, sebagai kolom struktur.
9.             Bila diperlukan, pelaksanaan basement, dapat dimulai struktur atas, sesuai dengan kemampuan dari king post yang ada (sistem up & down)
Gambar 2.2 Pemasangan bore pile dan king post

Gambar 2.3 Pengecoran lantai basement 1 dan 2

Gambar 2.4  Pengecoran lantai basement 1, 2 dan 3

Gambar 2.5 Galian Raft Foundation

Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa).
Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang-lubang lantai basement yang dipergunakan untuk pengangkutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan  seterusnya) .
Untuk pelaksanaan yang dilalui agar space galian cukup longgar, maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan up and down).

Gambar 2.6 Struktur Basement Top Down
Salah satu detail king post, dapat dijelaskan sebagai berukut:
a.              Lantai pertama dan sebagian kolom dicor, dengan memasang starter bar untuk kolom.
Gambar 2.7 Penulangan lantai basement

b.             Lantai berikutnya juga dicor dengan cara yang sama. Kemudian starter bar kolom bawah dan atasnya disambung. Kemudian kolom yang bersangkutan. dicor.
Gambar 2.8 Penulangan tiang king post

Metode Konstruksi Top Down
Kekurangan metode konstruksi Top Down ini diantaranya ialah:
1.      Diperlukan peralatan berat yang khusus.
2.      Diperlukan ketelitian dan ketepatan lebih.
3.      Sumber daya manusia terbatas.
4.      Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek.
5.      Biaya dinding penahan tanah yang digunakan lebih mahal dibanding dengan sheet pile yang umum digunakan untuk metode Bottom Up.
Sedangkan kelebihan metode konstruksi Top Down ini diantaranya ialah sebagai berikut:
1.      Relatif tidak mengganggu lingkungan.
2.      Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat.
3.      Memungkinkan pekerjaan simultan.
4.      Area lahan proyek lebih luas.
5.      Resiko teknis lebih kecil.
6.      Mutu dinding penahan tanah dapat lebih dikontrol.

sejarah kereta api


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Sudah banyak terjadi perubahan dalam transfortasi kereta api di Indonesia. Jalan kereta api dibuat di tahun 1894 oleh gubernur jendral Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de Bordes.
Jalan rel adalah  pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana. Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
1.2              Tujuan
Tujuan dalam penuysunan tugas ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui sejarah kereta api di Indonesia
2.      Mengetahui sejarah jaringan rel di Indonesia
1.3              Manfaat
Penuliasan tugas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.      Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan informasi mengenai sejarash kereta api di Indonesia
2.      Untuk pihak-pihak selain mahasiswa yang membutuhkan informasi
1.4              Pembatasan Masalah
Dalam penulisan tugas ini permasalahan yang ditinjau hanya dibatasi pada:
1.      Sejarah kereta api di Indonesia
2.      Jaringan rel di Indonesia



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Umum
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere 'tarik, menarik.
2.2              jaringan jalan rel
Sistem jaringan jalan rel adalah satu kesatuan jalur kereta api yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannyadalam satu hubungan hirarkis. Jalur kereta api. Ruang manfaat jalur kereta api Terdiri atas jalan rel dan bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel beserta ruang di kiri,kanan, atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi jalan rel dan penempatan fasilitasoperasi kereta api serta bangunan pelengkap lainnya. Jalan rel dapat berada pada permukaantanah, dibawah permukaan tanah dan di atas permukaan tanah
2.3              Jenis-jenis Kereta Api
1.      lokomotif
2.      kereta penumpang
3.      lokomotif listrik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1              Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai bahan yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain.
3.2              Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Observasi dapat diartikan suatu pengamatan & pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sendiri merupakan metode yang cukup mudah dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang tepat untuk dipergunakan.
3.3       Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam pengerjaan tugas ini adalah dengan menggunakan studi literatur.Studi literature merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori dan konsep yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait mengenai sejarah kereta api dan jalan rel.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Sejarah Kereta api
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de Bordes dari Samarang menuju desa Tanggung (26 kilometer) dengan lebar sepur 1435 milimeter. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Muncul perdebatan tentang peran yang sebaiknya dimainkan pemerintah dalam pengembangan perkeretaapian di Hindia Belanda. Pihak yang menentang keterlibatan langsung pemerintah berpendapat, bahwa dana untuk membangun jalan rel sebaiknya dipakai untuk hal-hal yang lebih penting dan mendesak, sebaiknya mereka yang menentang keterlibatan swasta merasa, bahwa jalan kereta api mempunyai nilai strategis, sehingga resikonya terlalu besar apabila diserahkan pada swasta. Perdebatan bahkan muncul tentang tenaga penggerak. Menteri Urusan Jajahan JC Baud, misalnya, mengusulkan pembangunan jalan rel dengan kerbau atau kuda sebagai penarik kereta.Baru pada tahun 1862 disetujui rencana pembangunan jalan kereta api pertama di Jawa, yaitu jalur Semarang-Vorstelanden (daerah Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta yang ketika itu merupakan daerah pertanian paling produktif, tapi sekaligus juga paling sulit dijangkau), dan jalur antara Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor), tempat kedudukan pemerintah Hindia Belanda dan daerah penghasil teh dan kopi.



4.2  Sejarah jaringan jalan
4.2.1    Jaringan setelah tahun 1875 hingga tahun 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang - Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi - Cibeber - Cianjur - Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri - Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat Kertosono - Madiun - Solo, dan juga lintas Jogya - Magelang.
Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
·         Batavia - Buittenzorg - Sukabumi - Bandung - Cicalengka
·         Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
·         Cilacap - Kutoarjo - Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabaya
·         Kertosono - Kediri - Blitar
·         Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan - Probolinggo
·         Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang - Rembang
·         Tegal – Balapulang

4.2.2        Jaringan setelah tahun 1888 hingga tahun 1899
Hingga tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
·         Djogdja - Tjilatjap
·         Soerabaja - Pasoeroean - Malang
·         Madioen - Solo
·         Sidoardjo - Modjokerto
·         Modjokerto - Kertosono
·         Kertosono - Blitar
·         Kertosono - Madioen - Solo
·         Buitenzorg (Bogor) - Tjitjilengka
·         Batavia - Rangkasbitung
·         Bekasi - Krawang
·         Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
·         Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
·         Yogya - Magelang
·         Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
·         Sebagian jalur Madura

4.2.3        Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913
Hingga tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
·         Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung - Anyer
·         Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
·         Pasuruan - Banyuwangi
·         Seluruh jaringan Madura
·         Blora - Bojonegoro – Surabaya

4.2.4        Jaringan setelah tahun 1913 hingga tahun 1925
Hingga tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
·         Sisa jalur Pulau Jawa
·         Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
·         Elektrifikasi Batavia - Bogor:
·         Sumatera Selatan: Panjang - Palembang dan
·         Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan Padang
·         Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
·         Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
·         Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
·         Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas.
·         Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.












4.3      Jenis-jenis Kereta Api
4.3.1        Lokomotif
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel
Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi :
1.      Lokomotif uap. Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara.
Gambar 4.1. Lokomotif Uap
2.      Lokomotif diesel mekanis. Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.
Gambar 4.2. Lokomotif Diesel
3.      Lokomotif diesel elektrik. Pada Lokomotif ini Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.
Gambar 4.3. Lokomotif Diesel Listrik
4.      Lokomotif diesel hidraulik. Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar.
https://ardianita.files.wordpress.com/2011/01/test-run-lok-dh.jpg
Gambar 4.4 Lokomotif Diesel Hidraulik
Berdasarkan rodanya, lokomotif terbagi menjadi :
1.      kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/63/B2502_Locomotive_-_Amabarawa_-_Indonesia.jpg
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode B
2.      kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_huP9C61Oo7ukoQSyHuZd62RJlaUh9x16CYc5rBbFzBDwL3smVY4BIAHgN1OeyboWdKXZa-7hvmwrJUw-f66S1nI6flXCQ4h0WcCBXa2a4IV1kP2MqxmbiJmMyiGtyDc8v0Qa1qW_hBkV/s640/GE+C40-8.jpg
Gambar 4.6 Lokomotif dengan kode C
3.      kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau memiliki 8 roda
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.7 Lokomotif dengan kode BB
4.      kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda .
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode CC
5.      kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.6 lokomotif dengan kode D
4.3.2        Kereta Penumpang
Kereta penumpang adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian kereta api dan digunakan untuk mengangkut penumpang. Kereta penumpang umumnya dilengkapi dengan sistem listrik, sistem hiburan audio visual, dan toilet. Di daerah atau negara-negara tertentu kereta penumpang dilengkapi dengan tempat tidur untuk perjalanan malam hari. Pada awalnya kereta penumpang hanya diberi tempat duduk dan tidak diberi atap (untuk kelas ekonomi) atau diberi atap (untuk kelas khusus). Di Eropa, khususnya Inggris, pada masa lampau setiap umumnya kereta penumpang dilengkapi kabin/kamar sendiri-sendiri untuk dua atau beberapa penumpang yang dilengkapi dengan pintu sendiri-sendiri. Di Amerika Serikat, kereta penumpang umumnya tertutup dan tidak dilengkapi dengan kabin/kamar tersendiri sebagaimana kereta yang umum dijumpai saat ini di Indonesia. Setiap kereta penumpang dilengkapi empat pintu dengan satu pintu di sisi kanan dan satu pintu di sisi kiri bodi kereta.
Berkas:K1-01507 BW 01.JPG
Gambar 4.6 Kereta Penumpang



4.3.3    Lokomotif Listrik
Lokomotif listrik. Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga
Berkas:ESS 3201 in Tanjung Priok Station.jpg
Gambar 4.5 Lokomotif Listrik



BAB V
SIMPULAN

5.1              SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat daambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Dengan panjang rel 26 kilometer dengan lebar sepur sebesar 1435 milimeter.
2.      Jaringan kereta api di indonesia telah di bangun sekitar tahun 1875 dengan rute awal adalah Batavia – Buittenzorg – Sukabumi – Bandung – Cicalengka
3.      Jenis kereta api secara umum dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
a.       Lokomotif
b.      Kereta Penumpang
c.       Lokomotif Listrik
4.      Dalam lokomotif dibagi menjadi 2 kategori :
a.       Menurut mesinnya
b.      Menurut jenis rodanya


Sumber : Wikipedia