BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sudah
banyak terjadi perubahan dalam transfortasi kereta api di Indonesia. Jalan
kereta api dibuat di tahun 1894 oleh gubernur jendral Hindia Belanda, LAJ Baron
Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de
Bordes.
Jalan
rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi
untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel
sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ;
Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional
rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan
Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama
dengan negara mana. Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel
mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua
batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar
landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel,
sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
1.2
Tujuan
Tujuan
dalam penuysunan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
sejarah kereta api di Indonesia
2. Mengetahui
sejarah jaringan rel di Indonesia
1.3
Manfaat
Penuliasan
tugas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Sebagai
bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang
membutuhkan informasi mengenai sejarash kereta api di Indonesia
2. Untuk
pihak-pihak selain mahasiswa yang membutuhkan informasi
1.4
Pembatasan
Masalah
Dalam penulisan tugas ini permasalahan
yang ditinjau hanya dibatasi pada:
1.
Sejarah
kereta api di Indonesia
2.
Jaringan
rel di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum
Kereta
api adalah bentuk transportasi
rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau
penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor
individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi,
bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik
lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi
lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin
gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan
sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata 'train'
berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner,
dari bahasa Latin trahere 'tarik,
menarik.
2.2
jaringan jalan rel
Sistem jaringan jalan rel adalah satu kesatuan jalur kereta
api yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannyadalam satu hubungan
hirarkis. Jalur kereta api. Ruang manfaat jalur
kereta api Terdiri atas jalan rel dan bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel
beserta ruang di kiri,kanan, atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi
jalan rel dan penempatan fasilitasoperasi kereta api serta bangunan pelengkap
lainnya. Jalan rel dapat berada pada permukaantanah, dibawah permukaan tanah
dan di atas permukaan tanah
2.3
Jenis-jenis
Kereta Api
1. lokomotif
2. kereta
penumpang
3. lokomotif
listrik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif
untuk menggambarkan fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang memberi uraian mengenai bahan yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa
membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain.
3.2
Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah
satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi. Observasi dapat diartikan suatu
pengamatan & pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Observasi sendiri merupakan metode yang cukup mudah dilakukan
dalam pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika
survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke
lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang tepat untuk
dipergunakan.
3.3
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam
pengerjaan tugas ini adalah dengan menggunakan studi literatur.Studi literature
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang teori dan konsep yang erat hubungannya dengan permasalahan yang
diteliti. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait mengenai sejarah kereta
api dan jalan rel.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Sejarah
Kereta api
Sejarah perkeretaapian
di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api
di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,
LAJ Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de
Bordes dari Samarang menuju desa Tanggung (26 kilometer) dengan lebar sepur
1435 milimeter. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum hari Sabtu, 10
Agustus 1867. Muncul perdebatan tentang peran yang sebaiknya dimainkan
pemerintah dalam pengembangan perkeretaapian di Hindia Belanda. Pihak yang
menentang keterlibatan langsung pemerintah berpendapat, bahwa dana untuk
membangun jalan rel sebaiknya dipakai untuk hal-hal yang lebih penting dan
mendesak, sebaiknya mereka yang menentang keterlibatan swasta merasa, bahwa
jalan kereta api mempunyai nilai strategis, sehingga resikonya terlalu besar
apabila diserahkan pada swasta. Perdebatan bahkan muncul tentang tenaga
penggerak. Menteri Urusan Jajahan JC Baud, misalnya, mengusulkan pembangunan
jalan rel dengan kerbau atau kuda sebagai penarik kereta.Baru pada tahun 1862
disetujui rencana pembangunan jalan kereta api pertama di Jawa, yaitu jalur
Semarang-Vorstelanden (daerah Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta yang ketika itu
merupakan daerah pertanian paling produktif, tapi sekaligus juga paling sulit
dijangkau), dan jalur antara Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor), tempat
kedudukan pemerintah Hindia Belanda dan daerah penghasil teh dan kopi.
4.2 Sejarah
jaringan jalan
4.2.1 Jaringan
setelah tahun 1875 hingga tahun 1888
Pembangunan
Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa
jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada
tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang -
Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor)
sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi
- Cibeber - Cianjur - Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri - Blitar,
dan digabungkan dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat Kertosono - Madiun -
Solo, dan juga lintas Jogya - Magelang.
Hingga
tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
·
Batavia - Buittenzorg -
Sukabumi - Bandung - Cicalengka
·
Batavia - Tanjung Priok
dan Batavia - Bekasi
·
Cilacap - Kutoarjo -
Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabaya
·
Kertosono - Kediri -
Blitar
·
Sidoarjo - Malang dan
Bangil - Pasuruan - Probolinggo
·
Solo - Purwodadi -
Semarang dan Semarang - Rembang
·
Tegal – Balapulang
4.2.2
Jaringan setelah tahun 1888 hingga tahun
1899
Hingga
tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
·
Djogdja - Tjilatjap
·
Soerabaja - Pasoeroean
- Malang
·
Madioen - Solo
·
Sidoardjo - Modjokerto
·
Modjokerto - Kertosono
·
Kertosono - Blitar
·
Kertosono - Madioen -
Solo
·
Buitenzorg (Bogor) -
Tjitjilengka
·
Batavia - Rangkasbitung
·
Bekasi - Krawang
·
Cicalengka - Cibatu
(Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
·
Cirebon - Semarang dan
Semarang - Blora
·
Yogya - Magelang
·
Blitar - Malang dan
Krian - Surabaya
·
Sebagian jalur Madura
4.2.3
Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun
1913
Hingga
tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
·
Rangkasbitung - Labuan
dan Rangkasbitung - Anyer
·
Krawang - Cirebon dan
Cikampek - Bandung
·
Pasuruan - Banyuwangi
·
Seluruh jaringan Madura
·
Blora - Bojonegoro –
Surabaya
4.2.4
Jaringan setelah tahun 1913 hingga tahun
1925
Hingga
tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
·
Sisa jalur Pulau Jawa
·
Elektrifikasi
Jatinegara - Tanjung Priok
·
Elektrifikasi Batavia -
Bogor:
·
Sumatera Selatan:
Panjang - Palembang dan
·
Sumatera Barat: sekitar
Sawahlunto dan Padang
·
Sumatera Utara: Tanjung
Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
·
Sulawesi: Makasar -
Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
·
Sulawesi Utara: rencana
Manado - Amurang
·
Kalimantan: rencana
Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas.
·
Untuk Kalimantan dan
Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan
Perang Dunia II meletus.
4.3
Jenis-jenis Kereta Api
4.3.1
Lokomotif
Lokomotif adalah
bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api.
Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator
dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta
api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui
sinyal yang terletak di pinggir jalur rel
Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi
menjadi :
1. Lokomotif uap.
Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air
yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan
selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau
batu bara.
Gambar
4.1. Lokomotif Uap
2. Lokomotif
diesel mekanis. Menggunakan mesin
diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi
mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena
keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.
Gambar
4.2. Lokomotif Diesel
3. Lokomotif
diesel elektrik. Pada Lokomotif ini
Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik.
Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung
menggerakkan roda.
Gambar
4.3. Lokomotif Diesel Listrik
4. Lokomotif
diesel hidraulik. Lokomotif ini
menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke
perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler
lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem
besar.
Gambar
4.4 Lokomotif Diesel Hidraulik
Berdasarkan
rodanya, lokomotif terbagi menjadi :
1. kode
B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak
atau Bo-Bo
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode B
2. kode
C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co
Gambar 4.6 Lokomotif dengan kode C
3. kode
BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau
memiliki 8 roda
Gambar 4.7 Lokomotif dengan kode BB
4. kode
CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau
memiliki 12 roda .
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode CC
5. kode
D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar
tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Gambar
4.6 lokomotif dengan kode D
4.3.2
Kereta
Penumpang
Kereta
penumpang adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah
rangkaian kereta
api dan digunakan untuk
mengangkut penumpang.
Kereta penumpang umumnya dilengkapi dengan sistem listrik, sistem hiburan audio
visual, dan toilet. Di daerah atau negara-negara tertentu kereta penumpang
dilengkapi dengan tempat tidur untuk perjalanan malam hari. Pada awalnya kereta
penumpang hanya diberi tempat duduk dan tidak diberi atap (untuk kelas ekonomi)
atau diberi atap (untuk kelas khusus). Di Eropa,
khususnya Inggris,
pada masa lampau setiap umumnya kereta penumpang dilengkapi kabin/kamar
sendiri-sendiri untuk dua atau beberapa penumpang yang dilengkapi dengan pintu
sendiri-sendiri. Di Amerika
Serikat, kereta penumpang umumnya tertutup
dan tidak dilengkapi dengan kabin/kamar tersendiri sebagaimana kereta yang umum
dijumpai saat ini di Indonesia. Setiap kereta penumpang dilengkapi empat pintu
dengan satu pintu di sisi kanan dan satu pintu di sisi kiri bodi kereta.
Gambar 4.6 Kereta
Penumpang
4.3.3 Lokomotif
Listrik
Lokomotif listrik.
Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak menghasilkan listrik
sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api.
Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan
transmisi listrik penyuplai tenaga
Gambar
4.5 Lokomotif Listrik
BAB
V
SIMPULAN
5.1
SIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengumpulan data, dapat daambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah
perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan
jalan kereta api di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Dengan panjang rel 26
kilometer dengan lebar sepur sebesar 1435 milimeter.
2. Jaringan
kereta api di indonesia telah di bangun sekitar tahun 1875 dengan rute awal
adalah Batavia – Buittenzorg – Sukabumi – Bandung – Cicalengka
3. Jenis
kereta api secara umum dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
a. Lokomotif
b. Kereta
Penumpang
c. Lokomotif
Listrik
4. Dalam
lokomotif dibagi menjadi 2 kategori :
a. Menurut
mesinnya
b. Menurut
jenis rodanya
Sumber : Wikipedia