Kamis, 29 Desember 2016

sejarah kereta api


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Sudah banyak terjadi perubahan dalam transfortasi kereta api di Indonesia. Jalan kereta api dibuat di tahun 1894 oleh gubernur jendral Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de Bordes.
Jalan rel adalah  pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana. Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
1.2              Tujuan
Tujuan dalam penuysunan tugas ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui sejarah kereta api di Indonesia
2.      Mengetahui sejarah jaringan rel di Indonesia
1.3              Manfaat
Penuliasan tugas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.      Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan informasi mengenai sejarash kereta api di Indonesia
2.      Untuk pihak-pihak selain mahasiswa yang membutuhkan informasi
1.4              Pembatasan Masalah
Dalam penulisan tugas ini permasalahan yang ditinjau hanya dibatasi pada:
1.      Sejarah kereta api di Indonesia
2.      Jaringan rel di Indonesia



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Umum
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere 'tarik, menarik.
2.2              jaringan jalan rel
Sistem jaringan jalan rel adalah satu kesatuan jalur kereta api yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannyadalam satu hubungan hirarkis. Jalur kereta api. Ruang manfaat jalur kereta api Terdiri atas jalan rel dan bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel beserta ruang di kiri,kanan, atas dan bawah yang digunakan untuk konstruksi jalan rel dan penempatan fasilitasoperasi kereta api serta bangunan pelengkap lainnya. Jalan rel dapat berada pada permukaantanah, dibawah permukaan tanah dan di atas permukaan tanah
2.3              Jenis-jenis Kereta Api
1.      lokomotif
2.      kereta penumpang
3.      lokomotif listrik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1              Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai bahan yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain.
3.2              Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Observasi dapat diartikan suatu pengamatan & pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi sendiri merupakan metode yang cukup mudah dilakukan dalam pengumpulan data. Observasi ini lebih banyak digunakan pada statistika survei, misalnya akan meneliti kelakuan orang-orang suku tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan dapat diputuskan alat ukur mana yang tepat untuk dipergunakan.
3.3       Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam pengerjaan tugas ini adalah dengan menggunakan studi literatur.Studi literature merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang teori dan konsep yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti. Teori dan konsep dalam penelitian ini terkait mengenai sejarah kereta api dan jalan rel.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Sejarah Kereta api
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV NISM) yang dipimpin oleh JP de Bordes dari Samarang menuju desa Tanggung (26 kilometer) dengan lebar sepur 1435 milimeter. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Muncul perdebatan tentang peran yang sebaiknya dimainkan pemerintah dalam pengembangan perkeretaapian di Hindia Belanda. Pihak yang menentang keterlibatan langsung pemerintah berpendapat, bahwa dana untuk membangun jalan rel sebaiknya dipakai untuk hal-hal yang lebih penting dan mendesak, sebaiknya mereka yang menentang keterlibatan swasta merasa, bahwa jalan kereta api mempunyai nilai strategis, sehingga resikonya terlalu besar apabila diserahkan pada swasta. Perdebatan bahkan muncul tentang tenaga penggerak. Menteri Urusan Jajahan JC Baud, misalnya, mengusulkan pembangunan jalan rel dengan kerbau atau kuda sebagai penarik kereta.Baru pada tahun 1862 disetujui rencana pembangunan jalan kereta api pertama di Jawa, yaitu jalur Semarang-Vorstelanden (daerah Kerajaan Yogyakarta dan Surakarta yang ketika itu merupakan daerah pertanian paling produktif, tapi sekaligus juga paling sulit dijangkau), dan jalur antara Batavia (Jakarta) – Buitenzorg (Bogor), tempat kedudukan pemerintah Hindia Belanda dan daerah penghasil teh dan kopi.



4.2  Sejarah jaringan jalan
4.2.1    Jaringan setelah tahun 1875 hingga tahun 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang - Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi - Cibeber - Cianjur - Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri - Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat Kertosono - Madiun - Solo, dan juga lintas Jogya - Magelang.
Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
·         Batavia - Buittenzorg - Sukabumi - Bandung - Cicalengka
·         Batavia - Tanjung Priok dan Batavia - Bekasi
·         Cilacap - Kutoarjo - Yogya - Solo - Madiun - Sidoarjo - Surabaya
·         Kertosono - Kediri - Blitar
·         Sidoarjo - Malang dan Bangil - Pasuruan - Probolinggo
·         Solo - Purwodadi - Semarang dan Semarang - Rembang
·         Tegal – Balapulang

4.2.2        Jaringan setelah tahun 1888 hingga tahun 1899
Hingga tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
·         Djogdja - Tjilatjap
·         Soerabaja - Pasoeroean - Malang
·         Madioen - Solo
·         Sidoardjo - Modjokerto
·         Modjokerto - Kertosono
·         Kertosono - Blitar
·         Kertosono - Madioen - Solo
·         Buitenzorg (Bogor) - Tjitjilengka
·         Batavia - Rangkasbitung
·         Bekasi - Krawang
·         Cicalengka - Cibatu (Garut) - Tasikmalaya - Maos - Banjarnegara
·         Cirebon - Semarang dan Semarang - Blora
·         Yogya - Magelang
·         Blitar - Malang dan Krian - Surabaya
·         Sebagian jalur Madura

4.2.3        Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913
Hingga tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
·         Rangkasbitung - Labuan dan Rangkasbitung - Anyer
·         Krawang - Cirebon dan Cikampek - Bandung
·         Pasuruan - Banyuwangi
·         Seluruh jaringan Madura
·         Blora - Bojonegoro – Surabaya

4.2.4        Jaringan setelah tahun 1913 hingga tahun 1925
Hingga tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
·         Sisa jalur Pulau Jawa
·         Elektrifikasi Jatinegara - Tanjung Priok
·         Elektrifikasi Batavia - Bogor:
·         Sumatera Selatan: Panjang - Palembang dan
·         Sumatera Barat: sekitar Sawahlunto dan Padang
·         Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan - Pangkalansusu.
·         Sulawesi: Makasar - Takalar dan rencana Makasar - Maros - Sinkang
·         Sulawesi Utara: rencana Manado - Amurang
·         Kalimantan: rencana Banjarmasin - Amuntai; dan rencana Pontianak - Sambas.
·         Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.












4.3      Jenis-jenis Kereta Api
4.3.1        Lokomotif
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel
Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi :
1.      Lokomotif uap. Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara.
Gambar 4.1. Lokomotif Uap
2.      Lokomotif diesel mekanis. Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.
Gambar 4.2. Lokomotif Diesel
3.      Lokomotif diesel elektrik. Pada Lokomotif ini Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.
Gambar 4.3. Lokomotif Diesel Listrik
4.      Lokomotif diesel hidraulik. Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar.
https://ardianita.files.wordpress.com/2011/01/test-run-lok-dh.jpg
Gambar 4.4 Lokomotif Diesel Hidraulik
Berdasarkan rodanya, lokomotif terbagi menjadi :
1.      kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/63/B2502_Locomotive_-_Amabarawa_-_Indonesia.jpg
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode B
2.      kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_huP9C61Oo7ukoQSyHuZd62RJlaUh9x16CYc5rBbFzBDwL3smVY4BIAHgN1OeyboWdKXZa-7hvmwrJUw-f66S1nI6flXCQ4h0WcCBXa2a4IV1kP2MqxmbiJmMyiGtyDc8v0Qa1qW_hBkV/s640/GE+C40-8.jpg
Gambar 4.6 Lokomotif dengan kode C
3.      kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau memiliki 8 roda
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.7 Lokomotif dengan kode BB
4.      kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda .
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.5 Lokomotif dengan kode CC
5.      kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Hasil gambar untuk contoh lokomotif dengan dua roda penggerak
Gambar 4.6 lokomotif dengan kode D
4.3.2        Kereta Penumpang
Kereta penumpang adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian kereta api dan digunakan untuk mengangkut penumpang. Kereta penumpang umumnya dilengkapi dengan sistem listrik, sistem hiburan audio visual, dan toilet. Di daerah atau negara-negara tertentu kereta penumpang dilengkapi dengan tempat tidur untuk perjalanan malam hari. Pada awalnya kereta penumpang hanya diberi tempat duduk dan tidak diberi atap (untuk kelas ekonomi) atau diberi atap (untuk kelas khusus). Di Eropa, khususnya Inggris, pada masa lampau setiap umumnya kereta penumpang dilengkapi kabin/kamar sendiri-sendiri untuk dua atau beberapa penumpang yang dilengkapi dengan pintu sendiri-sendiri. Di Amerika Serikat, kereta penumpang umumnya tertutup dan tidak dilengkapi dengan kabin/kamar tersendiri sebagaimana kereta yang umum dijumpai saat ini di Indonesia. Setiap kereta penumpang dilengkapi empat pintu dengan satu pintu di sisi kanan dan satu pintu di sisi kiri bodi kereta.
Berkas:K1-01507 BW 01.JPG
Gambar 4.6 Kereta Penumpang



4.3.3    Lokomotif Listrik
Lokomotif listrik. Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga
Berkas:ESS 3201 in Tanjung Priok Station.jpg
Gambar 4.5 Lokomotif Listrik



BAB V
SIMPULAN

5.1              SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat daambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di Semarang, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet van den Beele. Dengan panjang rel 26 kilometer dengan lebar sepur sebesar 1435 milimeter.
2.      Jaringan kereta api di indonesia telah di bangun sekitar tahun 1875 dengan rute awal adalah Batavia – Buittenzorg – Sukabumi – Bandung – Cicalengka
3.      Jenis kereta api secara umum dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
a.       Lokomotif
b.      Kereta Penumpang
c.       Lokomotif Listrik
4.      Dalam lokomotif dibagi menjadi 2 kategori :
a.       Menurut mesinnya
b.      Menurut jenis rodanya


Sumber : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar